Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik (MPRK) Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada menyambut kunjungan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Prof. Dr. Irfan Idris, MA pada (6/8) di kantor sekertariat MPRK. Kunjungan dilakukan dalam rangka silaturahmi pasca studi banding yang sebelumnya dilakukan oleh MPRK ke BNPT pada Februari lalu.
Irfan mengajak para mahasiswa MPRK untuk berdiskusi mengenai proyeksi pendidikan perdamaian dalam pencegahan radikalisme. Menurutnya, upaya yang dilakukan oleh MPRK melalui proses belajar-mengajar sangat mendukung proses pendidikan perdamaian di masyarakat. Dalam konteks radikalisme, pendidikan perdamaian dini dapat mengantisipasi berkembangnya paham radikalisme di tengah masyarakat. Sehingga hal ini dapat mengancam integrasi dan kedaulatan negara.
“Pendidikan perdamaian yang dilakukan oleh MPRK ini sangat berguna ya, terutama dalam membangun mindset perdamaian di masyarakat. Perdamaian menjadi penting, karena ini dapat mengantisipasi tumbuhnya paham radikalisme yang mengancam kedaulatan dan persatuan kita” Urai Irfan.
Dalam kesempatan tersebut, MPRK diwakili oleh Dody Wibowo selaku ketua penjamin mutu program. Dody memaparkan bahwa salah satu tujuan dari program belajar-mengajar MPRK berfungsi untuk mengembangkan agen-agen perdamaian di masyarakat. Mahasiswa MPRK nantinya dapat menjadi agen perdamaian yang membangun iklim damai dan toleran terhadap masyarakat. Ini sangat selaras dengan tujuan BNPT, yakni menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa melalui ancaman paham radikalisme.
“Program-program perdamaian di MPRK sangat relevan dengan tujuan BNPT, khususnya divisi pencegahan. Sehingga, momen ini menjadi awal yang baik untuk penjajakan dalam menjalin kolaborasi antara kedua lembaga ke depan” Ujar Dody
Di akhir kunjungannya, Irfan memaparkan bagaimana peran kolaboratif antara pemerintah yakni BNPT dan perguruan tinggi dalam mengantisipasi penyebaran paham radikalisme di masyarakat. Kedua lembaga ini dapat merumuskan proses pendekatan soft apporach dalam membangun mindset perdamaian di masyarakat sesuai dengan paham kebangsaan dan semangat persatuan. “Pendekatan soft approach yang dikolaborasikan antara BNPT dan perguruan tinggi cukup efektif. Sebab, cara ini langsung menyentuh level masyarakat closes minded berdasarkan bukti empiris baru diteorikan. Ini yang dapat dilakukan oleh kolaborasi antara BNPT dan perguruan tinggi (MPRK)” Tutup Irfan.
Kunjungan ini memberikan insight kepada para mahasiswa MPRK tentang bagaimana peran yang dapat dilakukan oleh BNPT dan perguruan tinggi dalam membangun pendidikan perdamaian di masyarakat. Hal ini menjadi prospek kolaborasi yang cukup baik, sebab dapat menguatkan ketahanan masyarakat dari ancaman disintegrasi oleh paham radikalisme.
Penulis : Dimas Adi Nugroho